Arti Paribasa ( Unen-Unen ) Mikul Duwur Mendem Jero
Sejak masih kecil yakni usia SD saya sering dinasehati oleh kakek saya, bahwa kewajiban anak terhadap orang tua tidak hanya sebatas berbakti saja namun juga harus mikul duwur mendem jero. Mungkin unen-unen atau peribasa tersebut sudah sering teman-teman dengar. Sama, saya juga sering mendengarkannya, namun secara pasti saya belum mengerti maksud dari paribasa tersebut.
Paribahasa Jawa tersebut apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia kurang lebih seperti ini. Mikul = Memikul / mengangkat, Duwur = tinggi. Mendem = Menggali & menimbun, Jero = dalam. ( Memikul tinggi-tinggi dan mengubur dalam-dalam ) artinya kurang lebih seperti itu. Paribasa / unen-unen tersebut memiliki arti / tegese : meninggikan jasa ( kebaikan ) orang tua / nenek moyang, serta menghapus aib / dosa / kesalahan yang mereka perbuat.
Sebagai keturunan penerus kehidupan dari nenek moyang kita harus mampu menjaga nama baik mereka serta menutup / menghapus aib dengan perbuatan baik kita di dalam kehidupan bermasyarakat. Apa yang menjadi hal baik yang diwariskan secara turun temurun di keluarga kita, kita pertahankan sedangkan apabila ada hal negatif maka sepatutnya kita harus memperbaikinya.
Lantas bagaimana upaya kita menjaga nama baik orang tua / leluhur kita di dalam kehidupan sosial atau dalam hidup bermasyarakat ? Adapun caranya sebagai berikut ini :
1. Menjadi Individu yang bertanggung jawab : Jagalah perilaku dan tindakan diri kita agar selalu mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tua.Menghindari perilaku yang dapat merugikan nama baik keluarga, seperti terlibat dalam kejahatan, penipuan, atau perilaku merusak lainnya.
2. Berpikir dan bertindak positif : Jaga sikap dan pola pikir positif dalam interaksi dengan orang lain. Hindari berbicara atau berperilaku negatif yang dapat mencoreng citra keluarga kita.
3. Jaga keharmonisan keluarga : Membantu menjaga keharmonisan dalam keluarga kita. Komunikasi yang baik dan saling menghargai antara anggota keluarga akan memperkuat ikatan dan mencegah perselisihan yang dapat mempengaruhi nama baik orang tua.
4. Membantu sesama dan masyarakat : Berperilaku baik dan membantu sesama dalam masyarakat dapat memperkuat reputasi keluarga kita. Terlibatlah dalam kegiatan sosial atau sukarela yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
5. Menjaga privasi keluarga : Jaga privasi keluarga kita dari pemberitaan negatif atau cerita-cerita yang mungkin dapat merugikan nama baik orang tua. Batasi informasi pribadi yang dibagikan kepada orang lain.
6. Bijaksana dalam bermedia sosial: Jaga etika dalam menggunakan media sosial. Hindari menyebarkan informasi yang belum terverifikasi atau berbicara buruk tentang orang lain. Berpikirlah sebelum memposting sesuatu yang dapat mencoreng citra keluarga.
7. Hormati orang lain: Hormati hak-hak dan pendapat orang lain, bahkan jika kita tidak sependapat dengannya. Sikap yang ramah dan pengertian dapat membantu membangun citra positif keluarga kita di mata masyarakat.
8. Menjaga hubungan baik dengan tetangga dan lingkungan: Berhubunganlah secara baik dengan tetangga dan lingkungan sekitar. Bersikaplah sopan dan ramah dalam setiap interaksi.
9. Minta maaf dan mau berubah: Jika kita pernah melakukan kesalahan yang dapat merugikan nama baik keluarga, akui kesalahan tersebut, minta maaf, dan berkomitmen untuk berubah menjadi lebih baik.
Menjaga nama baik orang tua adalah tanggung jawab bersama setiap anggota keluarga. Dengan berpegang pada nilai-nilai positif dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat ikut berkontribusi untuk menjaga nama baik keluarga kita di mata masyarakat selaras dengan pepatah mikul duwur mendem jero.
Posting Komentar untuk "Arti Paribasa ( Unen-Unen ) Mikul Duwur Mendem Jero"