Puisi tentang hujan - Peristiwa hujan memang seringkali menjadi sumber inspirasi bagi beberapa orang untuk menciptakan sebuah karya puisi. Sebagai contoh puisi hujan bulan Juni yang diciptakan oleh pujangga atau sastrawan Indonesia yakni Sapardi Djoko Damono, dan pada akhirnya bertransformasi menjadi sebuah novel. Karya itu begitu terkenal dan legendaris bahkan dalam waktu berpuluh-puluh tahun lamanya.
Tidak hanya puisi saja, karya sastra lain seperti novel, prosa, sajak banyak kita jumpai dengan tema hujan. Beberapa mengaitkan hujan dengan kenangan ataupun kerinduan seseorang terhadap orang yang dicintainya. Lain halnya dengan hujan yang membawa kesedihan karena menimbulkan bencana. Peristiwa seperti ini dapat kita jumpai dalam karya puisi anak SD.
Bagi pembaca yang saat ini mencari contoh puisi tentang hujan singkat, puisi hujan dan rindu, ataupun puisi hujan dan kenangan, admin telah merangkumnya dalam postingan berikut ini. Berikut contohnya :
Menambah asik pemandangan
Hujan lagi
Musim hujan turun kiniGemericik air seperti musik alami
Seiring terdengar suara katak bernyanyi
Melengkapi suasana sepi
Bernyanyi duhai sang katak
Bergembiralah bersama
Nyanyikan lagu gembira
Menghibur hati yang lara
Di Ujung Langit
[ Maliq ]
Langit di ujung atmosfer
Gelap berkeliaran dimana-mana
Marah
Menembakkan tetesan air
Makhluk hidup takut
Tertutup angin
Langit menembak lebih cepat
Banjir
Berjam-jam
Sudahlah
Langit menghentikan semua kesalahan
Langit mengeluarkan tanda baik
Indah
Sampai begitu senang
Mendung
Ini tak sesuai ekspektasiKiranya kulihat senyum
Awan kelabu sudah menyelimut
Ku harapsecepatnya tersudahi
Hujan
[ Tio ]
Tetesan air menyerbu bumi
Memaksa sang awan menangis
Smentara butiran bening
Terus menangis di atas tanah
Petir tak berbicara banyak
Hanya angin yang berlari
Menerjang awan
Hujan
Tak terhenti waktu
Seperti rasa yang tertuang
Puisi Hujan di Bulan Juni
Hujan Bulan Juni
[ Derry Fadly Aditya ]
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Dibalik Hujan
Hujan itu hanya penghapus debu
Bukan rindu
Menghilangkan jejak bukan jarak
Hujan akan tetap sama
Air yg jatuh dari langit
Bukan dari kedua mata
Memberi dingin
Bukan dari sikap
Meberi suara
Bukan dari kemarahan
Redahnya pun
Bukan suatu kenangan
Karna derasnya hanya akan menjadi ancaman
Aku dan Hujan
Biar saja hujan datang lagi sore ini
Karna aku lebih senang berjalan dalam hujan
dalam hujan tak ada yang melihat aku menangis
Dalam hujan aku bebas mengeluarkan airmata tanpa takut ada yang melihat
Biarkan kaki ini melangkah meski deras hujan menghalangi pandangan
Bukankah semua harus d hadapi tak perlu berhenti, jangan menyerah dengan keadaan
Untuk apa berhenti....??
Cukup dalam.hujan aku menangis
Biar luka ini hanya aku saja yang tahu
Aku tak perlu mereka tahu
Aku tak.perlu belas kasihan mereka
Soreku
Hujan yang membasah di sore ku
Mengemas isi kenang dan rinduku
Basah menyiram air langit turun di senjaku
Alir jauh air hujan sudut genangan muara sungai ku
Untuk mu rasa yang berlalu saja
Ku titipkan bait rindu untukmu
Lewat derasnya hujan di sore senjaku
Aku rindu kamu
Hujan Di Bulan Juni
Hujan di bulan Juni
Ada rintik yang mengikis rindu
Pada dingin yang bekukan kalbu
Ketika malam menatap senja yang berlalu
Pada gerimis yang lalu aku bercerita
Tentang sepotong hati yang engkau bawa
Saat dingin mulai bertahta
Pada jiwa yang meronta
Hujan di bulan Juni,
Hadirkan pilu di setiap genangan
Pada sepenggal kisah yang jadi kenangan
Dua manusia yang saling bertautan
Puisi Hujan di Pagi Hari
Hujan Pagi Ini
Ternyata langit pagi ini tak secerah kemarin
ku ambil gambar ini, untuk mencoret kan
sedikit keindahanmu namun gagal
yang ada hanya rintik hujan
yang jatuh menyiram bumi seisinya
sudahlah!mungkin memang seharusnya
aku berjalan dalam hujan hingga
Orang tak akan tahu aku tersedu,tenggelam dalam kesedihan
orang tak akan mengerti tentang sendu
yang selalu tersirat
walupun berbalur tawa
kalaupun kamu bertanya, sampai kapan?
aku pun tak tahu akhirnya
sudah, sudah biarkan air mata mengalir
biarkan rindu terus menghujam
biarkan rasa ini menjadi mati
Keindahan Pagi
[ Devi Devita ]
Setelah semalam hujan turun derasnya
Pagi ini kubuka mataku
Rasa syukur menyelinap dihati
Karena Engkau masih memberikan
Waktu untuk tetap berada disini
Kubuka jendela kamarku
Udara sejuk mengalir
Seperti aliran darah ditubuh ini
Memberi semangat baru
Cericit suara burung
Mengembang senyumku
Begitu indah pagi ini
Dedaunan hijau muncul
Didahan menggantikan
Daun tua yg mengering
Memanjakan mataku
Sering aku berfikir tak bisa
Lagi melihat keindahan ini
Setiap kurasakan kesakitan
Namun aku berusaha
Untuk tetap semangat
Aku mau di sisa usia ku ini
Diisi dengan kebaikan demi kebaikan
Semoga dapat menghapus
Dosa- dosa yang lalu
Ya Allah ampuni diriku
Berikan lagi sedikit waktu
Untuk bersyukur &mengingat Mu
Disetiap hela nafasku
Izinkan aku tetap dijalan Mu
Sampai maut menjemput ku
Cerita Terbawa Hujan
Aku perna meminjam kata
Dari sebua nuansa hati digerimis pagi
Hujan turun kelangit sungguh tak terkira
Hingga rongga dadaku tersa dingin
Seketika ku berjalan menuju pulang
Namun langkahku terhembat hujan
Dari cerita buku yang kupinjam
Tak selaras dengan janji yang
Selalu ingin dekat denganku
Tapi ternyata apa?
Kau lupakan segalanya
Kau sombongkan hatimu seolah aku yg mrnyakiti hatimu
Sebelum kau menghakimi keadaanku
Kau tanya dirimu sendiri
Apakau layak kau buat aku dan hatiku
Seperti ini
Sepenggal Kisah
[ Siti Narkhayatun ]
Jika mendung tak berarti hujan
Mengapa kau titipkan pelangi
Di sepenggal kisahku
Walau hujan semalam
Menghapus kemarau setahun
Tapi rinduku tak akan sirna
Meski gempa tektonik mengguncang hatiku
Atau tsunami menerjang tak akan mampu menghanyutkan namamu
di benakku
Tetes Hujan
[ Endang. S ]
Rintik hujan yang gemerincik seakan menjadi nada dalam hati...
seraya mengalunkan irama..
yang selalu memanggil namamu
setiap tetes yang berjatuhan di atas permukaan bumi...
menjadi hitungan dalam angan
yang tak bisa ku genggam..
hanya sepi dan dingin yang kurasakan....
kadang curahanmu tak nampak
tapi membuat basah di sebagian belahan bumi..
begitulah rasa rindu ini yang bersemayam dalam diri.....
Puisi Hujan dan Rindu
Kerinduanku
[ Fyani ]
Gemericik nya hujan menyadarkan lamunan panjangku.
Ku teringat akan kebersamaan ku denganmu.
Segala rasa gundah menyelimuti hatiku.
Apakah kau disana baik-baik saja?
Apakah kau disana menemukan seseorang yang baru setelah tidak dengan ku?
Ouh puan bisa kah aku kembali menemukan hatiku yang hilang?
Hati yang selama bertahun-tahun aku jaga hanya karena aku pikir aku sudah menemukan seseorang yang mampu hidup bersamaku, menjadi tempat berbagi suka dan dukaku.
Tapi kenyataan memang semenyakitkan itu.
Kau pulang namun bukan untuk ku
Namun untuk mengenalkan seseorang yang baru.
Ahh hati tetaplah kuat walaupun batinmu telah tersayat-sayat, biarkan masa lalu mu bahagia dengan orang pilihannya itu.
Ku yakinkan bahwa setelah tidak denganmu aku juga akan menemukan seseorang yang layak ku sebut sebagai syurgaku
Hujan dan Semesta
Rinai hujan deras mengguyur semesta
Seiring liukan sang bayu menari ria
Hingga menggoyangkan puspa jelita
Aruni semerbak menghanyutkan rerahsa
Runtuh jiwa di sabana cinta
Tatkala teringat engkau wahai dayita ..
Tak lagi ada
Dalam dekapan mesra
Ku gemakan namamu pada hujan
Ku pintakan dirimu pada sabdanya
Jika memang engkau takdirku
Pasti kau akan kembali padaku
Kerinduan
Hujan dan Rindu
Hujan sudah berhenti
Namun tidak dengan rinduku
Ia Selalu merambat dalam hati
Meninggalkan rasa tuai simpati
Rinduku masih saja merajuk
Tak ingin pergi
Meski hujan sudah beranjak
Mungkin sudah betah di hati ,
Hujan sudah berhenti
Tapi rindu ini masih tetap setia
Hujan dan rindu
Selalu saja menjadi candu
Rindu yang Membuai
[ Azbar.S ]
Rindu Yang Memburai
Hujan selalu mewakili rinduku
Yang tak tersampaikan kepadamu
Diam-diam menyusup diantara renyai
Mengisyaratkan rasa yang begitu memburai
Aduhai rindu
Mengapa engkau selalu berkecamuk
Saat karsa hati kian terbelenggu
Tak bisakah engkau pergi dari gundah
Namun
Biarlah ku titip rindu ini
Lewat rinai yang mengalir ke hatimu
Agar rindu ini
Tak terlalu dalam mengorek bilur
Hujan
[ Laily ]
Titik titik mulai berjatuhan
Menghadirkan sejuta kenangan
Setiap tetesnya menyejukkan
Membawaku dalam lamunan
Wahai hujan,
Apa kau sudah hadir di utara ?
Mebasahi hati mereka yang sedang lara
Apakah kau sudah menjenguk selatan ?
Menyiram setiap amarah yang menakutkan
Apa kau sudah terbagi di timur ?
Menyatukan yang berseteru menjadi akur
Wahai hujan,
Temani aku yang duduk sendiri
Menanti malam berganti pagi
Sambil melamunkan sang mentari
Yang samapai sekarang belum mengerti
Bahwa aku memiliki arti
Walau untuk diriku sendiri
Puisi Hujan Romantis
Bukan Takdirku
Gemetar sendi-sendiku..
Kala hujan menetes di mataku..
Indahnya rindu..
Hanya sekilas lalu..
Membuai melambungkam anganku..
Berharap sua dengan dirimu..
Walau pahatan takdir tak mendukungku..
Dikau nan jauh di alam bahagiamu..
Merangkai kehidupan bukan denganku
Hanya rindu yang menemaniku...
Tak berani berharap sua dnganmu..
Karena adamu bukan takdirku...
Hujan di Ujung September
[ Bara Asmara ]
Masih seperti kemarin
Hujan kali ini masih menyisakan luka
Saat pergimu yang tiada ku duga
Tiba tiba saja
Masih seperti kemarin
Tetap mengalun symponi melankoli
Menemani sedih yang tak bertepi
Menggores perih hati sanubari
Masih seperti kemarin
Cinta masih tetap kusimpan
Meski kembali mu entah kapan
Atau hanya sebuah impian
Masih seperti kemarin
Masih saja ,,,
Masih saja ada lara
Masih juga ada luka ,,,
Entah kapan sembuh nya
Hujan di Akhir November
Hujan di akhir november...
Hujanmu Tak begitu deras...Namun...
Rintikmu yg kerap menjadikan hatiku semakin pengap dan dingin.
Ku sembunyikan derai airmata dan isakku dibalik suara rintikmu...
Dalam rintikmu ku berdoa...
Ya Allah peluk aku hingga ku mampu tegar.
Ya Allah balut hatiku dengan pelukMU. Penuhi hatiku dengan kasihMU.
Ya Allah jadikanlah hujan terakhir dibulan november menjadi pembawa bahagiaku
Ya Allah ijinkan ku menggapai bahagiaku meski ku harus tertatih tatih dijalanan yg penuh kerikil...
Dalam Hujan
[ Djoko Saher ]
Dari Perjalanan Jauh
Kusimpan Wajahmu Dalam Samar Bayangan
Mungkinkah Cintaku Terkubur
Di Tengah Gelombang
Di Manakah Pertemuan Itu ?
Jika Cinta Terbalas
Mungkin Sauh Terlepas
Jika Tiada Cintamu
Biar Kudekap Bayangmu
Dalam Hujan Yang Belum Juga
Reda.
Malam yang Berhati
[ Indra Prasta ]
Hujan malam ini bagaikan rintik kehidupan
Sama halnya dengan hembusan angin malam
Walau semilir namun menusuk menembus batas dekapan
Begitu pula dinginnya butiran hujan yang berlanjut dalam kelam
Apa yang kusampaikan ini hanyalah cerita tiada arti
Cerita yang juga bukan kisah yang berarti
Hanya kiasan kuanggap mekaran bunga matahari
Yang tak pernah malu terlihat tak hanya di mata namun juga di hati
Puisi Tentang Hujan di Malam Hari
Hujan Kemarau
khaeratulfadilah
Kekurangan yang kumiliki
Membuat banyak orang menepi
Kutanya kenapa kau tak pergi
Jawabmu ingin melengkapi
Belum kujelaskan buruk masa lalu
Kau telah ucap sebuah kata kubur
Kau bilang tempat kita berlabu
Ada di masa depan yang baru
Saat dunia kuanggap tak memberi peluang
Kau memberi banyak ruang
Kau bilang tak selalu tentang uang
Masih ada waktu untuk terus berjuang
Saat aku mulai bangkit
Sedikit demi sedikit berdiri
Kau mulai tertatih di tepi
Tapi kau bilang akan tetap menemani
Kau mekar yang Tuhan beri di musim gugur
Kau hujan yang jatuh di musim kemarau
Kau sejuk di tengah gersangnya gurun
Dan kau jiwa di saat hati tengah sakaratul maut
Hujan Deras
Hujan yg deras..
Aku melihat dari tepi jendela yg aku buka..
Wajahku basah tapi aku lega..
Hujan makin deras..
Ada hujan yg seketika sanggup menciptakan satu episode dalam hidup..
Ada hujan yg mampu menciptakan pertumbuhan yg baru..
Pada aroma hujan yg terhidu..
Pada titik² air yg menyentuh mukaku..
Aku bukan lemah..
Karena itu aku melawan..
Aku bukan..
Aku tidak akan..
Menjadi yg bisa dijatuhkan..
Menjadi lemah tanpa kekuatan..
Menjadi yg diam lalu pasrah.
Menjadi lemah..
Dalam hujan..
Menemukan..
Hujan..
Kekuatan..
Sisa Hujan Semalam
[ Retno Galih Wijayanti ]
Ada yang tergenang di ujung pagi
Bukan bening embun yang menata hati
Namun sisa hujan membasah bumi
Dan mimpi yang menjauh pergi ....
Seorang lelaki berlari kencang
Mengejar matahari yang bersiap jadi penerang
Sedangkan seorang perempuan tunduk tersipu
Mengintip matahari dari balik jendela biru
Sisa hujan semalam
Meninggalkan jejak sang lelaki di tanah yang membasah
Menyapukan rasa sang perempuan di langit yang mendung
Di antara jejak dan rasa, mereka hanya menemukan kenangan
Hujan Harapan
[ ilusidiri ]
Pada warna awan
Biru teramu kegelapan
Warna hitam membaur dalam angan
Mendung menggantung mencipta bayangan
Gerimis adalah titik harapan
Pada kering rasa di ujung penantian
Lambat laun menetes air hujan
Diwaktu yang Tuhan telah tentukan
Bumi tergenang pada kerinduan
Nikmati saja derasnya waktu saat menunggu
Merangkai dingin tuk musim yang baru
Saat langit kembali membiru
Warna warni pelangi hiasi rasa yang menyatu
Dalam untaian untaian doa
Hujan tak mencipta sebuah bencana
Namun berkah yang akan dibawa
Suburkan rasa yang lama kita jaga
Cerita Hujan
Hujan acapkali meninggalkan genang
Layaknya curah dengan kenang
Tapi tidak kali ini
Kini aku begitu menikmati
Seperti kanak-kanak yang berlarian di rintiknya
Menyambut bahagia setiap tetesnya
Hujan ini cipta selengkung senyum bahagia
Bahagia yang serta-merta ingin kubagikan padamu, pada anak-anak yang menungguku pulang penuh sukacita
Puisi Hujan dan Doa
Hujan Datang
[ Mallicha elyzabeth ]
Kata langit tadi pagi
Aku mau menurunkan hujan kali ini
Agar segala debu yang menempel di dedaunan beranjak pergi
Sudah cukup lama bunga- bunga yang indah di selimuti daki
Kata langit pagi tadi
Awan telah aku perintahkan menyimpan air dari bumi
Rintik segera aku jatuhkan
Agar tanaman pun ikut kegirangan
Menikmati hujan yang berjatuhan
Sebentar saja ingin kubasuh pertiwi
Dan mencuci semua daki- daki
Tidak lupa juga tahi si burung kenari
Terlalu banyak mengotori
Baunya pun tak sedap sekali
Hujan bergegas datang
Jatuh perlahan membasahi ladang
Menyejukkan tanah gersang
Membawa suka cita
Bersama mekarnya bunga- bunga
Penyejuk Harap
Hujan di akhir september
Riuh penuh
Jatuh
Sambangi tandus
Membuat senyum teduh
Petani petani pegunungan
Yang gantungkan berjuta angan
Pada kucur sang hujan
Terimakasih tuhan
Tlah kau hadir kan
Penyejuk harap
Tuk menatap lagi masa depan
Hujan Mengecup Senja
[ Heru Billy ]
Sudah senja saja
Saat hujan menjelma
Menatap jendela lama
Sambil mengeja basah sepanjang jalan.
Bersetubuh rintiknya di luruh sentuhan
Hanya terasa menyapa malam
Secepat cahaya daya hidup
Mencari mengecup ruang waktu.
Dengan pasti bilik kejadian menyala
Lidah api jelata satu satunya
Pembuka pintu kabar kepastian
Di antara yang terhanyut
Terhempas dan merdeka.
Menempuh batas bicara
Letupan pencerahan menjadi penyampai diam
Datangi doa ke dalam hati
Ketenangan menanti tiada tepi.
Hujan
Hujan kau telah datang
Semua merindukanmu
Sejuk siraman airmu
Pelepas dahaga semua isi bumi
Daun yang berselimut debu
Kini bersih tersapu olehmu
Tanah yang berbongkah terbelah
Kering kerontang tanpa mata air
Kini wangi tesiram olehmu
Sambutan gembira bagi mereka
Yang membutuhkanmu
Terima kasih atas keberkahanmu
Ya Rabb..
Aku Ingin Seperti Hujan
Ku ingin seperti hujan
memberikan kehidupan
Ku ingin seperti matahari selalu menyinari dunia ini
Ku ingin seperti bintang bintang selalu menemani bulan
Ku ingin seperti semut
tak pernah kenal lelah
Tapi sementara itu hanya khayalan
Yang ingin ku ubah
menjadi kenyataan
Posting Komentar untuk "35 Puisi Tentang Hujan Singkat - Sedih, Rindu dan Kenangan"