50 Contoh Puisi Pendek Tentang Sekolah, Lingkungan dan Keindahan Alam Indonesia
Puisi Pendek - Ketika di bangku sekolah, kita seringkali mendapat tugas untuk membuat sebuah puisi pendek oleh guru Bahasa Indonesia kita. Beberapa puisi pendek bertemakan tentang pendidikan, guru, lingkungan, alam sekitar serta ibu adalah hal yang lumrah dilakukan oleh siswa-siswi. Selanjutnya kita diminta untuk membaca puisi buatan kita di depan kelas, lalu guru menilai karya kita serta cara kita membawakan sebuah puisi.
Apabila kamu tertarik akan dunia sastra, maka kamu harus rajin berlatih dan sering membaca literasi, agar kamu memperoleh banyak wawasan dan banyak ide yang bisa kamu tuangkan dalam karyamu salah satunya dalam bentuk puisi. Nah untuk menambah wawasanmu, di kesempatan kali ini admin akan membagikan beberapa karya sastra puisi pendek yang admin rangkum dari berbagai sumber.
Baca juga : 50 Contoh Puisi Anak SD
Puisi pendek yang admin lampirkan adalah puisi dalam berbagai tema, yakni puisi bebas, puisi pendek tentang sekolah, alam, ibu, sahabat, cinta, puisi pendek tentang pengorbanan guru, cinta, keindahan alam indonesia serta tentang kelestarian lingkungan sekitar kita. Berikut contohnya :
50 Contoh Puisi Pendek Dalam Berbagai Tema
Daftar isi
- 1 Puisi Pendek Tentang Ibu
- 1.1 Puisi Bunda
- 1.2 Pekerjaan Ibu
- 1.3 Kasih Ibu
- 1.4 Doa Ibu
- 1.5 Waktu Ibu
- 1.6 Pengorbanan ibu
- 1.7 Mulia Hatimu
- 2 Puisi Pendek Tentang Alam
- 2.1 Laut
- 2.2 Bungaku
- 2.3 Awan
- 2.4 Kala Senja Terbenam
- 2.5 Langit Malam
- 3 Puisi Pendek Tentang Guru
- 3.1 Pahlawan Pendidikan
- 3.2 Terimakasih Guru
- 3.3 Guruku
- 3.3 Guruku Idolaku
- 3.3 Berbanggalah Guruku
- 4 Puisi Pendek Tentang Sahabat
- 4.1 Sahabat Sejati
- 4.2 Sahabat Karibku
- 4.3 Teman Kecilku
- 4.4 Teman Sejati
- 4.5 Aku percaya Sahabat
- 5 Puisi Pendek Anak SD
- 5.1 Mentari Pagi
- 5.2 Cita-Citaku
- 5.3 Kucingku
- 5.4 Aku Belajar
- 5.5 Rumah Nenek
- 6 Puisi Pendek Tentang Sekolah
- 6.1 Berangkat Sekolah
- 6.2 Sekolahku
- 6.3 UKS
- 6.4 Tempat Belajarku
- 6.5 Tempat Impian
- 7 Puisi Pendek Bertemakan Cinta
- 7.1 Semestamu
- 7.2 Kekuatan Cinta
- 7.3 Kepadamu
- 7.4 Bersamamu
- 7.5 Jatuh Cinta
- 8 Puisi Pendek yang Menyentuh
- 8.1 Syukurku
- 8.2 Kita
- 8.3 Jiwa yang Lelah
- 8.4 Pernah Ada
- 8.5 Aku dan Mimpiku
- 9 Puisi Pendek Singkat Bermakna
- 9.1 Keluarga
- 9.2 Belahan Jiwaku
- 9.3 Sampah Kenangan
- 9.4 Sebatas Lambaian
- 9.5 Terkait Rasa
- 10 Puisi Pendek Aestetik
- 10.1 Sepi
- 10.2 Rindu
- 10.3 Semestamu
- 10.4 Perihal Kepergian
- 10.5 Pulang
Puisi Pendek Tentang Ibu
Puisi Bunda
Bunda ganya sedikit mengarang puisi untukkuTapi semakin lama kunanti
Senyuman bunda adalah puisi
Tatapan bunda adalah puisi
Teguran bunda adalah puisi
Belaian dan doanya adalah puisi cinta
Yang disampaikan padaku tak putus-putus
Bahkan ketika aku tertidur
Pekerjaan Ibu
Pagi-pagi betul ibu sudah membangunkan matahariMemandikan awan
Mengepel langit
Sekaligus menyirami pelangi
Setelah selesai semua ibu lanjut ke dapur
Memasak harapan hangat
Sambil berdoa di depan panci
Buat semua anak-anaknya
Ibu adalah malaikat yang nyata bagi anak-anaknya
Kasih Ibu
[ kuswanto kuswa ]
Kuraba senyummu
Kupegang erat pelukmu
Walau engkau telah renta
Kakimu tertatih
Namun jiwamu selalu segar
Kasihmu abadi
Menyemaikan benih rindu
Menumbuhkan cinta
Membuahkan keindahan
Terimakasih ibu
Doa Ibu
[ Widya Mareta ]
Lalu Tuhan menjadikannya teduh
Doa ibu adalah tanah
Lalu Tuhan menjadikannya penuh
Doa ibu adalah ruh
Lalu Tuhan menjadikannya utuh
Waktu Ibu
[ kamar puisi ]
Saat engkau tidur
Kulitmu yang menua itu
Menceritakan kepadaku
Bahwa setiap waktu hari ke hari
Semakin maju dan berjalan ke depan
Dan saat kulihat ibu
Semakin layu dimakan waktu
Pengorbanan ibu
Ibu...Engkau cinta pertama hati kecilku ini
Kau korbankan segalanya untukku
Hingga dirimu rela
Berkorban untukku
Semoga Tuhan mencurahkan
KesejahteraanNya padamu ibu
Mulia Hatimu
Ibu...Ayah bilang
Ibu selalu menyeret namaku
Ketika ibu datang
Menghadap yang maha kuasa
Dan selalu mendoakan yang manis-manis untuk kami
Sungguh mulia hatimu ibu
Puisi Pendek Tentang Alam
Aku adalah sebatang pohonDahanku
Adalah rumah bagi burung-burung
Juga,
Salah satu sumber kehidupan untuk kalian
Teman-temanku juga banyak
Ada yang buahnya bisa kau makan
Ada juga
Batangnya bisa kau jadikan rumah
Bahkan kami
Bisa menahan banjir dan longsor
Tapi sayang
Seringkali kami dibabat habis
Longsor dan banjir tidak bisa kami tahan lagi
Laut
Sejauh mata memandangHamparan biru bergelombang
Begitu kecil diri ini
Berdiri dihadapanmu seakan tiada arti
Pasir putih menghampar luas
Menanti ombak yang menerjang
Hembusan angin bertiup syahdu
Membawa angan semakin menjauh
ari mulai petang
Mentari tensembul di wa jahmu dengan panorama indahnya
Hamparan biru berganti kilauan warna menakjubkan
Dunia memburu detik-detik yang dinantikan
Disaat kau siap menyembunyikan mentari
Bungaku
Setiap hari aku siramBunganya berwarna-warni
Daunnya hijau
Mekar kelopaknya
Aku taruh di bawah sinar matahari
Aku sangat suka bunga
Awan
Apakah kau bergerak?Atau pikiranku yang bergerak
Ketika warna abu-abu mengeluarkan airmu
Yang sangat berguna untuk makluk hidup
Tapi ketika warnamu berubah menjadi putih
Sepertinya kau empuk
Andai aku bisa terbang dan menggapaimu
Kala Senja Terbenam
Matahari mulai meredup
Menyisakan warna keemasan
Dari jauh kulihat
Burung-burung pulang memanggil
Mengucapkan selamat tinggal
Esok akan datang lagi
Sampai jumpa senja
Esok kita jumpa lagi
Langit Malam
Kutatap bintang di langitKupandangi bersama rembulan
Seakan mereka bicara
Bahwa selalu ada secercah harapan
Memancar terang di cakrawala
Hiasi malam dengan penuh keceriaan
Bulan dan bintang tersenyum
Memberikan ketenangan hati
Mereka seakan mengatahui masalah dunia
Dan berusaha menenangkan jiwa
Dengan keindahan sekejap
Hilang rasa lelah dan amarah
Puisi Pendek Tentang Guru
Pahlawan PendidikanJika malam terjadi selamanya
Dunia kita tidak ceria
Tanpa cahaya
Kita tidak bisa melangkah
Ke masa depan
Agar kita bisa melangkah ke masa depan
Kita membutuhkan guru
Tanpa guru
Kita sulit melangkah ke masa depan
Guru, terimakasih atas pendidikan yang telah engkau berikan
Terimakasih Guru
Engkaulah pembimbing akuEngkaulah pendidik aku
Kau berjasa untukku
Guruku
Itulah nama dirimu
Yang tak pernah bosan
Mengajarkan berbagai ilmu untukku
Guruku
Jika malam tidak terjadi selamanyaDunia kita tidak ceria
Tanpa cahaya
Kita tidak bisa melangkah
Ke masa depan
Agar kita bisa melangkah ke depan
Kita selalu membutuhkan guru
Tanpa guru
Kita sulit melangkah ke masa depan
Guru, terimakasih atas pendidikan
Yang telah engkau berikan
Guruku Idolaku
Saat aku TK guruku cantikSaat aku SD guruku cerdik
Saat aku SMP guruku cerdas
Saat aku SMA guruku segalanya
Guruku yang membawa
Ke gerbang keberhasilan
Menghantarkan semua siswanya
Suatu yang indah
Selalu kukenang
Guruku, pelita hatiku
Penerang hidupku
Jasamu akan kubawa
Sampai mati
Berbanggalah Guruku
Meski habis masa itu..Kini ku bukanlah murid kecilmu lagi
Langkahku tak lagi terbatasi rok panjang abu-abu
Tak aada lagi amarahmu untukku yang tak tepat waktu
Sabar yang begitu besar
Ilmu yang berlalu
Lelahmu yang indah
Jasa yang tak terbaca
Guru..
Kini ku disapa bahkan dengan nama pena
Bukan lagi nama pada buku catatan Bahasa Indonesia
Lihatlah puisi-puisi yang kutulis
Mampu membuat ibuku bangga hingga menangis
Sudahkah kini kubuat kau berbanngga
Meski aku bukan juara
Tersenyumlah di hari besarmu
Nikamti segala nyanyian doa atas namamu
Bermanjalah di hari ini
Karena tak ada waktu pembatas untukmu mengabdi
Disaat aku sendiri, kau selalu menemaniku
Disaat aku sedih, kau yang membantuku
Disaat aku salah, kau yang sering mengingatkanku
Sahabat
Kaulah teman terbaikku
Sudah kuanggap keluarga bagiku
Karena kau selalu ada untukku
Sahabat
Kita bercanda dan tersenyum bersama
Kau tempat berbagi suka dan duka
Terimakasih sahabat sejatiku
Sahabat Karibku
[ Radhifa.F.M ]
Aku senang berteman denganmu
Kamu telah memberikan warna dalam kehidupanku
Lewat lelucon dan ceritamu
Sahabat
Terkadang kita bertengkar
Tapi kita selalu dalam akar
Kita tak pernah ingkar
Sahabatku
Kau adalah teman bermainku
Kau adalah teman ceritaku
Kaulah teman dalam berbagi
Sahabatku
Kau adalah orang terdekatku
Kau adalah orang terbaikku
Karena itu, kaulah teman karibku
Teman Kecilku
[ Muhammad Hudaya ]
Dimanapun kamu berada
Kau akan selalu menjaga
Kita akan selalu bersama
Dalam suka maupun duka
Di kala kita sakit
Jangan sampai kita terjepit
Jangan sampai kita terhimpit
Tapi kita harus bangkit
Apapun adanya sahabat
Kita akan selalu dekat
Bukan harta dan tahta kiat
Tapi kerja dan doa yang kuat
Teman Sejati
Disaat kali kesepianKau datang untuk menemaniku
Disaat kau terluka
Kau datang untuk menolongku
Dirimu bagaikan
Malaikat yang turun
Aku percaya Sahabat
Persahabatan iniTelah dewasa pada akhirnya
Dia memberi nyaman
Dengan tawa dan bahagia
Dengan kebersamaan dia
Tulus dengan pengorbanan
Persahabatan ini tak
Selalu saja memuji
Tidak juga ada niat untuk menyakiti
Puisi Pendek Anak SD
Mentari Pagi
.Mentari pagi bersinar terangMembelah hawa dingin yang menyerang
Burung-burung bersahutan riang
Membangunkan seluruh alam
Daun-daun berselimutkan embun
Ingin disapa sang mentari yang muncul
Mentari datang memberikan pertanda baru
Bergantinya hari yang dinantikan selalu
Hari yang diharapkan akan penuh berkah
Akan setiap langkah
Langkah manusia yang menyembah
Menyembah Tuhan yang memberikan hidayah
Cita-Citaku
Jika waktu masih adaAku akan terus mengejar asa
Sampai tercapai cita-cita
Walau banyak rintangan
Aku akan terus berlari
Dan semangatkupun bertambah kencang
Aku akan terus mengejar mimpiku
Walau kakiku terasa berat
Aku tak akan berhenti untuk mengejarnya
Kucingku
Kucingku sayang telah hilangAku takut kucingku malang tidak makan
Kucari dia di setiap sudut ruangan
Kupanggil dia dengan suara lantang
Aku senang ketika mendengarnya mengeong
Kucingku sayang sedang bermain di luar
Bersama seekor ayam periang
Kucingku sayang sudah kembali pulang
Kupeluk dia dengan sayang
Aku Belajar
Aku belajar maka aku adaMenyusuri lorong-lorong waktu yang tak pernah sepi
Dari ide dan gagasan orang besar
Disanalah aku berproses
Melampaui setapak demi setapak sebuah mimpi
Mewujudkan yang terbaik untuk masa depan
Izinkanlah aku belajar
Rumah Nenek
Tak ada yang lebih kurindukanSelain kunjungan ke rumah nenek
Aroma masakan yang penuh dengan cinta
Disulap jadi dalam sekejap
Terasa kental di lidah
Kasih sayang tak hingga dari mereka
Puisi Pendek Tentang Sekolah
Berangkat Sekolah
Pergi ke sekolah dengan riangBelajar nan rajin di dalam kelas
Jaga sikapmu jangan culas
Agar hati tiada keras
Sekolah tempat mencari ilmu
Luruskan tekad dengan niatmu
Belajar giat tekun selalu
Agar baik masa depanmu
Hormati olehmu para guru
Agar berkah turun kepadamu
Ilmu mudah masuk ke dalam kalbu
Pertanda baik hati dan jiwamu
Sekolahku
Aku sedang belajar menambah ilmuKalau sudah istirahat aku belajar lagi
Kalau masuk bel aku belajar lagi
Aku bermain bola bersama dengan teman-teman
Aku belajar lagi untuk menambah ilmu
Istirahat lagi bersama dengan teman-teman
Bermain bola saat waktu luang
Bel masuk aku belajar lagi
UKS
Dikala genting kau adaKau pengobat luka
Obat, minyak angin
Menjadi kawanmu
Saat ku upacara kau bahagia
Karena temanku banyak yang sakit
Karena lelah saat berupacara
Setelah itu kau sedih
Karena tidak ada lagi yang menengokmu
Tempat Belajarku
Tempatku mencari ilmuTempatku menuntut ilmu
Tempatku menimba ilmu
Dan tempatku bersenang-senang dengan temanku
Sekolahku
Disitu tumbuh kedewasaanku
Kedisiplinan, tanggung jawabku dan tempat untuk menggapai cita-citaku
Serta harapan kedua orang tuaku
Tempat Impian
Aku adalah mimpiAku adalah harapan yang harus aku genggam
Letih, lesu itu adalah aku yang sedang mengejar impian
Tanpa batas angan
Terbangun jua daru pagi yang dingin untuk
Bergegas merayu langkah yang pelan
Berjalan seiring waktu
Dengan tumpukan harapan
Berlari seiring impian
Dengan tumpukan semangat
Agar bisa sampau untukku genggam
Puisi Pendek Bertemakan Cinta
Semestamu
Aku bisa menjadi seperti matahariYang menghangatkan harimu
Sedang aku menghangatkan hatimu
Aku bisa seperti seperti senja
Yang membakar langit dengan meronakan jingga
Sedang aku membakar rindu yang digelorakan cinta
Mengapa aku harus menjadi malammu?
Sedang dirimu sudah menjadi bulan dalam pikiranku
Maka, biar aku menjadi wadah dari wujud
semestamu
Kepadamu
Kepadamu,Yang tak pernah kutahu bagaimana hatimu.
Aku sedang belajar untuk meyakini hati
Bahwa dalam hidup ini
Memang ada yang dinamakan
Dengan cinta sejati.
Bila hari telah berganti,
Aku tak ingin kau ikut terganti.
Meski banyak hati yang menawarkan
Untuk tetap menanti.
Meski pada dasar kemungkinan
Aku akan kembali dibuat mati
Kekuatan Cinta
Dengarkan, hai langitDan perhatikanlah, hai bumi
Dia seperti materai pada hatiku!
Karena cintaku kuat seperti maut
Kegairahan gigih seperti dunia orang mati
Dan begitupun nyalaku seperti nyala api
Air yang banyak tak kan dapat
Memadamkan cinta
Sungai-sungai begitupun danau dan laut
Tak kan dapat menghanyutkannya.
Bersamamu
Wahai kasih
Aku tidak tahu
Akan air yang begitu biru
Yang menyusuri pipi merahmu
Wahai kasih
Katakan padaku
Tentang racauan
Yang beradu dalam batinmu
Jujur ku tidak ingin dengar
Cukup jenuh dengan teriaka
Tapi biar ku dengarkan
Bila setelahnya senyummu mengembang
Wahai kasih
Jangan kau terjang pilu
Jangan kau tuntut Tuhan
Sakitmu adalah cinta dari-Nya
Terlalu bodoh untukku tahu
Cara menghentikan tangismu
Terpaku tanpa bergeming
Aku terpana pada matamu yang memerah
Wahai kasih, maukah kau mengucap?
Walau terbata, walau tergugu
Agar aku tahu apa yang harus
Karena aku ingin rasa pedihmu
Bila aku tidak bisa jadi obatmu, maka
biarkan aku sakit bersamamu.
Jatuh Cinta
Kata....Indah tidaknya kata bergantung pada sang pembaca.
Bergantung pada daya tangkap dan jelajah imajinasinya.
Karena percuma saja rangkaian kata indah
Kau tuliskan kemudian kau berikan pada
orang yang tak bisa membaca.
Seperti nasihat dari manusia bijaksana,
Jangan tersenyum pada orang buta,
Jangan pula berbisik pada yang tuli.
Lain halnya dengan Cinta.
Katanya sangat sederhana
Tetapi dapat membuai orang yang sedang merasakannya.
Aaah Cinta rasanya seperti Udara.
Nyaman di mata dan nyaman di jiwa.
Puisi Pendek yang Menyentuh
Syukurku
Duhai pemilik nyawakuBetapa aku bersyukur padaMu
Atas segala karunia dan nikmat dariMu
Yang tak terhitung untukku
Duhai sang pemilik hati
Baru aku sadari kini
Betapa nikmat sehat jiwa raga ini
Yang kurasakan setiap hari
Duhai sang pencipta langit
Ketika kau anugerahi aku sakit
Biarlah itu sebagai pengungkit
Dan pengurang dosaku selangit
Duhai sang pencipta jagat
Berilah aku kesempatan untuk taubat
Di penghujung tugasku yang hampir tamat
Agar aku selamat dunia dan akhirat
Kita
Kita adalah aku dan kamuKita adalah aku, kamu juga bisa
Kita berbeda namun harus tetap sama
Kita banyak namun tetap harus satu
Ingin cepat namun tidak bisa berlari
Ingin ke angkasa namun tidak bisa terbang
Ingin kaya namun malas kerja
Ingin berilmu namun tidak mau berguru
Ingin dihormati namun tidak mau menyayangi
Kita itu hebat, seperti yang lainnya
Kita adalah yang terbaik
Kita adalah yang benar
Bangganya menjadi kita
Tapi nanti dulu, benarkah itu semua??
Jiwa yang Lelah
Sayup detak Jantungku malam iniMembisiki bulan yg cemas sendirian,
Nada rinduku hening di tirai angin
menemani gelap gulita tanpa bintang-bintang...
Ingin kurebahkan jiwaku di antara jurang yang meng.
Inginnya kuteriakkan namamu menantang alunan kodrat Ilahi...
" Sudahlah ..!
Lelapkan mimpi ini di pangkuan beku aksara yang tak bermakna.
Biarkan kelopak mataku terkatup dalam angan-angan abadiku.
Dan masih kusempatkan menorehkan nafasku
dalam sepotong doa tanpa berjudul...
Aku,,,
adalah lelaki yang sering duduk
duduk di batu-batu besar,
batu yang sering kali ingin kuukir tentang mu.
tapi aku tak punya pahat dari baja tajam.
yang kupunya hanyalah kapur dari tulang belulangku yang rapuh...
Aku,,,
adalah laki-laki yang berdiri
berdiri terlena di dalam keremangan senja yang kelabu.
keremangan yang sering kali ingin kulukis
tapi aku tak punya warna yang cerah dan kuas hias.
yang kupunya hanya jemari waktu yang lemah dan gemetar...
Aku,,,
adalah laki-laki yang senyap dan pemalu,
senyap di selumuti haribaan malam.
malam yang sering kali ingin ku ramaikan dengan canda tawa.
tapi aku tak memiliki teman untuk bercanda gurau.
Yang kupunya hanya bisikan dari rasa bathin dan diamku yang di selimuti malam...
Aku,,,
adalah bagian dirimu yang tertinggal,
tertinggal di haribaan bumi perih dan di selimuti lara.
bumi perih dan lara yang menjadi-jadi dan mengalirkan air mata dara yang lirih merintih-rintih...
Pernah Ada
Pernah Ada
Kau tutup rapat kehadiran itu
Mengunci tanya mulut-mulut mati kutu
Bisu seperti batu!
Keributan-keributan itu mulai bersatu
Tak ada lagi tanya apa dan bagaimana
Hening mulai memeluk rencana
Kehilangan itu berhasil membekukan
Suasana
Tanpa kehadirannya, kini tak lagi
sempurna
Mengapa kehilangannya selalu dicari?
Bahkan hadirnya enggan kau hampiri
Kesalahan dulu yang tak kau sadari
Seolah tak pernah terjadi, tanpa dosa kau
menari!
Pantaskah orang sepertimu menyesal?
Pantaskahku tinggal!
Sebabku kehilangan sosok yangku kenal
Maaf, aku gagal
Terima kasih pernah ada
Meski kita tak lagi se nada
Tawa kita yang harus tertunda
Karena kini kau telah tiada, tapi kau
pernah ada
Aku dan Mimpiku
Dari mimpi-mimpi yang pernah kurasakanDisitulah aku dalam angan-angan
Larut dalam mimpi lupa kehidupan
Aku berfikir dengan angan yang penuh
harapan
Aku mungkin terlalu besar keinginan
Mengahadapi keadaan yang
memprihatinkan
Dari fikiranku menuju masa depan
Entah kebahagiaan atau kehancuran
Kata demi kata yang tak mampu
terucapkan
Puisi Pendek Singkat Bermakna
Keluarga
Awal kasih sayang ku kenalBelajar segala yang benar dan yang salah
Tak selalu semua berjalan searah
Belahan Jiwaku
Kutatap wajahmuKubelai rambumu
Kucium pipimu
Kukecup hidungmu
Kupeluk erat tubuhmu
Kaulah lentera jiwaku
Kaulah mutiara hatiku
Kaulah penerang jalanku
Kaulah energi bagi ragaku
Berat nian meninggalkan dirimu
Yang masih terlalap dalam mimpimu
Tuk menapaki jalan mencari sedikit harapan
Buat diriku dan diriku
Ku mencintaimu sepanjang hidupku
Sampah Kenangan
Aku menatap mu dari kejauhanBagai tawanan masuk pengasingan
Sendiri berjalan, menelusuri mimpi yang
tak kunjung karuan
Sebab ada seribu jalan menuju dirimu
Tapi ku mohon jangan ganggu lagi
mimpiku
Aku sudah bosan
Aku ingin segera melambai pulang dengan
perlahan
Dalam sedu penghabisan
Kan ku ucap selamat jalan
Untuk mu sampah kenangan
Sebatas Lambaian
Bayangan tangan ini melambaiMelampaui batas perkataan mereka
Di mana seharusnya tenggelam dalam
asa
Namun, tekadku berjuang penuh tenaga
Sedikit luka ku sembuh layaknya hujan
yang reda
Membawa senyuman penuh tanya
Kini mimpi ku terwujud nyata
Menyimpan lara, mencapai asa
Sebatas lambaian..
Dulu ku ukir senyuman penuh dusta
Membendung arus dalam netra
Menahan masa penuh derita
Haluanku kian nyata
Awalnya semu menjadi tampak
Tuhan telah merestui harapan
Dimana ada usaha dibalik luka
Terkait Rasa
Terkait rasaKetika ia mulai menjauh karn
Aku terlelap dalam masa
Dimana harapan tak lagi menjadi nyata
Sebuah mimpi berujung lara
Inilah luka dibalik rasa
Ketika tulus mulai terabaikan
Sebuah rasa menjadi kecewa
Antara luka dan harapan
Kalbu ku merintih kesakitan
Bak sedang tertusuk oleh panah
Tak tau arah harus ada atau tiada
Ketika masih terdiam dengan lumuran
darah
Maut menjadi penghujung hayat
Ketika nafas mulai tak terkendalikan
Hilang sudah harapan nyata
Menjadi penawar dibalik duka
Puisi Pendek Aestetik
Rindu
Di bawah rimbunnya bambuBertiup angin penenang kalbu
Tempat yang menjadi saksi bisu
Di atas bangku bambu
Aku denganmu
Sekarang tak lagi merindu
Hanya kisah yang saling berpadu
Kini dan dulu
Sepi
Terlihat aneh namun menyimpan rinduRindu yang pelik tanpa tahu makna peluk
Yang awalnya ceria malah menjadi murung
Dan memilih untuk menepi sendiri
Pada sudut-sudut ruang kosong yang terlihat sepi
Tanpa ada siapapun yang akan mengganggu.
Semestamu
Aku bisa menjadi seperti matahariyang menghangatkan harimu
sedang aku menghangatkan hatimu
Aku bisa seperti seperti senja
yang membakar langit dengan meronakan jingga
sedang aku membakar rindu yang di gelorakan cinta
Mengapa aku harus menjadi malammu?
sedang dirimu sudah menjadi bulan dalam pikiranku
Maka,
biar aku menjadi wadah dari wujud semestamu
Perihal Kepergian
MenghilanglahKemana saja, pergilah
Di kota baru yang tak aku tau
Di rumah baru yang aku tak akan tau
Di jalan jalan baru yang tak aku lewati
Di pelukan orang baru yang bukan aku
Pergilah pada dunia baru mu
Yang tak pernah ada aku lagi
Menetaplah, jangan kembali lagi
Biar aku lupa deru rindu yang tak tuntas
Biar aku telan ingin itu dalam-dalam
Atau janji, yang mati sendiri
Pulang
Pulangadalah cara temu kedua malaikatku,
merindu wajah-wajah yang berkerut, beserta sayap-sayap yang memutih, sudah.
Ingin ku pulang
mengingat ranumnya atmosfir kampung halaman,
mesti tak berbuah tangan,
namun ingin masih jadi angan.
Aku rindu
goresan dinding masa kecil,
kasur lemas nan usang,
beserta atap rumah yang terkelupas.
Meski waktu yang berlayar, tetap enggan membawaku,
pulang
Baca juga :
Dengan beberapa contoh puisi pendek diatas, semoga bisa memberimu gambaran serta ide untuk membuat puisimu sendiri. Semoga artikel ini dapat membantumu yang saat ini sedang belajar membuat karya sastra. Jangan berhenti dan mudah putus asa dalam belajar. Terimakasih sudah berkunjung.
Posting Komentar untuk "50 Contoh Puisi Pendek Tentang Sekolah, Lingkungan dan Keindahan Alam Indonesia"