Guru, sosok yang berjasa tidak hanya bagi diri kita, melainkan bagi sebuah bangsa. Karena dari merekalah tercipta generasi penerus yang tidak hanya memiliki pengetahuan serta keterampilan, melainkan memiliki moral dan mental yang unggul demi kemajuan nusa, bangsa.
Tidak terhitung lagi jasa mereka dalam kehidupan kita. Bisa diibaratkan mereka adalah jendela ilmu, jendela dunia serta orang tua kedua bagi kita, karena dari merekalah, kita mengetahui sopan santun, etika, serta ilmu agama yang sangatlah berguna dalam kehidupan kita baik itu secara pribadi maupun kehidupan di dalam bermasyarakat.
Banyak cara bagi kita untuk memberikan rasa hormat dan terimakasih kita atas segala jasa yang mereka dharmakan untuk kemajuan pendidikan di negeri ini, diantaranya adalah dengan rajin belajar, berkreasi dengan talenta yang kita miliki serta dengan membuat karya sastra sebagau contoh membuat puisi.
Ia tak paham gengga
Tombak Keberhasilanku
[ Amanda Nurdhana ]
Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntun menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu
Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu
Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terimakasih kuucapkan kepadamu
Guruku...
Kau orang tua kedua bagiku
Kan kukenang selalu jasa-jasamu
Sekali lagi, kuucapkan terimakasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu
Kepada : Guruku
[ Winda Puspitasari ]
Kulihat kau berdiri di pelupuk mataku
Menyampaikan pesan waktu
Tatkala tatapan bertemu
Aku menangkap sejuta cahaya darimu
Cahaya ilmu kian masuk di benakku
Bahkan aku berharap, ia menjadi segumpal daging
Kau pelita diantara legamnya jiwaku
Laksana tetesan air di gersangnya gurun pasir
Duhai guruku
Kau taman kehidupan
Berjuta ilmu kau tanamkan
Tanpa lelah dan putus asa
Berjuang mencerdaskan generasi bangsa
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
[ Martha Putri ]
Guruku
Betapa banyak jasamu
Kau telah memberikan ilmu kepadaku
Kau telah mendidikku dengan penuh kasih sayang
Wajahmu selalu memancarkan keceriaan
Belajar dengan hati yang gembira
Sedari pagi hingga sore kau membimbingku
Kau tinggalkan keluarga untuk membagikan ilmu
Guruku
Kau ibarat lilin
Yang membakar diri untuk menerangi kegelapan
Sampai kapanpun akan aku ingat jasa-jasamu
Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Kaulah lentera dalam hidupku
Kelak ilmu yang kau berikan akan menjadi pelita dalam kehidupanku
Guruku
Kami sangat menyayangimu
Terimakasih telah mendidikku
Kegigihanmu dalam mendidik
Tidak akan pernah kami lupakan
Sang Penjemput Fajar
[ Nariah ]
Dalam gelap tidur menyelimutiku
Seakan enggan untuk beranjak
Hingga menggema suara ayam jago berkokok
Dengan lantang membangunkan setiap insan
Yang haus akan ilmu pengetahuan
Melontarkan setiap kewajiban dan larangan
Seakan lupa akan kelelahan
Mengalir bakti tanpa ingkar
Demi menepati janji kepada pengajar
Bertaruh hari setiap pagi
Pulang petang fajar kembali
Demi anak bangsa yang berlari
Membawa bangga untuk negeri
Membimbing setiap siswa tanpa pilah kasih
Bercanda gurau tanpa pilih kasta
Dengan mengutamakan logika dan etika
Setengah jiwa ucapan terimakasih
Seakan kurang untuk membalas lelah dan letih
Terimakasih guru
Untuk ilmu yang kau berikan
Yang mengalir di setiap inchi tubuh ini
Puisi Guruku
Guru Samudera Ilmu
[ Jaja, J.A ]
Kekasih, aku pernah kecil dan lugu
Pernah duduk bersama, di kelas itu
Bersama para guru, samudera ilmu
Membuka gerbang cakrawala baru
Guru menyeru, mendongakkan kepala ke angkasa jauh
Mengajak, menyingsingkan lengan baju, melukis laut biru
Membuka jalan, menyusuri daratan, juga hutan hijau
Menyuruhku bercermin, mebersamaiku membaca laku
Sang Penerangku
[ Linda Miliasari ]
Wahai sang lentera hati
Disaat kugelap akan ilmu, kaulah penerangku
Mendatangiku
Kau membuatku beranjak dari kebutaan ilmu
Dengan sabar dan senang kau mendidik kami di setiap hari
Coretan kisah penuh arti
Tak lekang habis materi yang engkau berikan
Pembuka cakrawala dunia
Untaian mimpi penuh kasih
Masa depanku terlihat cerah karenamu
Jasamu sangatlah berarti
Takkan pernah bisa tergantikan
Kehadiranmu pasti kunantikan
Kunci Wawasanku
Guru adalah kunci pemegang wawasan
Guru, dirimu adalah pengganti diri kami
Kau ajarkan ilmu yang tak bisa kami beri
Berkat jasa dan didikanmu
Anak-anak kami mendapat ilmu tambahan
Engkau memotivasi anak-anak kamu agar selalu menampilkan yang terbaik
Dibalik kesuksesan anak-anak kami kelak
Salah satunya adalah berkat dukungan kalian
Untukmu para guru
Terimakasih atas kesabaran kalian
Telah membimbing anak-anak kami
Guru Yang Kami Cintai
Terlukis senyum dan suka cita.
Menelanjangi frasa demi kata.
Disudut ruang yang terasa hampa.
Tersemat tanya dalam gulita.
Begitu jauh kami melangkah, tanpa cahaya.
Redup dalam bias keegoisan nyata.
Guru, engkau yang ajarkan kami, tentang banyak hal dialam semesta !
Jendela dunia..
Pertama kau buka.
Ejaan demi ejaan kata.
Kau kenalkan pada kami yang buta aksara.
Kini, betapa hebatnya kami.
Lihatlah kami yang berdasi.
Duduk dengan tegap, dikursi jabatan tinggi.
Puluhan bahkan ratusan juta kami kantongi.
Ini semua berkat kecerdasan intelektual kami.
Iya kami, yang kini berdiri gagah disini.
Jauh meninggalkan cerita tentangmu.
Kisah yang kau ajarkan, dibuku-bukumu.
Tentang moral, etika dan ilmu pengetahuan.
Kau pelita dalam kegelapan yang nyata.
Kau pemberi jalan, bagi jiwa kemanusiaan.
Bukan salahmu, guru kami tercinta..
Bila hari ini..
Kami sibuk dengan ambisi kami.
Terlalu cinta dengan dunia kami.
Harta dan jabatan menutup hati nurani kami.
Hingga lupa..
Dulu kami punya cita-cita.
Menjadi manusia yang berguna bagi Nusa dan Bangsa..
Semoga hari ini, masih ada diantara kami yang setia dengan cita-citanya yang mulia
Puisi Tentang Guru
Terlukis senyum dan suka cita.
Menelanjangi frasa demi kata.
Disudut ruang yang terasa hampa.
Tersemat tanya dalam gulita.
Begitu jauh kami melangkah, tanpa cahaya.
Redup dalam bias keegoisan nyata.
Guru, engkau yang ajarkan kami, tentang banyak hal dialam semesta !
Jendela dunia..
Pertama kau buka.
Ejaan demi ejaan kata.
Kau kenalkan pada kami yang buta aksara.
Kini, betapa hebatnya kami.
Lihatlah kami yang berdasi.
Duduk dengan tegap, dikursi jabatan tinggi.
Puluhan bahkan ratusan juta kami kantongi.
Ini semua berkat kecerdasan intelektual kami.
Iya kami, yang kini berdiri gagah disini.
Jauh meninggalkan cerita tentangmu.
Kisah yang kau ajarkan, dibuku-bukumu.
Tentang moral, etika dan ilmu pengetahuan.
Kau pelita dalam kegelapan yang nyata.
Kau pemberi jalan, bagi jiwa kemanusiaan.
Bukan salahmu, guru kami tercinta..
Bila hari ini..
Kami sibuk dengan ambisi kami.
Terlalu cinta dengan dunia kami.
Harta dan jabatan menutup hati nurani kami.
Hingga lupa..
Dulu kami punya cita-cita.
Menjadi manusia yang berguna bagi Nusa dan Bangsa..
Semoga hari ini, masih ada diantara kami yang setia dengan cita-citanya yang mulia.
Puisi Tentang Guru Singkat
Puisi Untuk Bu Guru
Waktu demi waktu.
Masa silih berganti.
Wajah-wajah masa lampau.
Seakan menyemai kembali.
Senandung jiwa..
Bu Guru aku sayang padamu
Bu Guru sudah membimbing kami
Bu Guru sudah mengajarkanku
Membaca dan menulis
Bu Guru pahlawanku
Bu Guru aku akan selalu mendoakanmu
Supaya sehat selalu
Terimakasih Bu Guru
Aku sayang Bu Guru
Guru
Kau membimbing dan menerangi
Aku di dalam kegelapan
Terimakasih atas segala jasa-jasamu
Karena engkaulah aku dapat membuka
Jendela dunia
Jasa Tanpa Pamrih
[ wusanyu ]
Kau mengajar saya agar pandai
Kau membimbing saya agar baik
Kau memahami celoteh dan kenakalan saya
Kau memeluk dan menghibur
Dalam tangisanku di sekolah
Guru, jasamu akan selalu ku ingat
Suara dan nasehatmu akan senantiasa kukenang
Hasil didikanmu membuatku melaju maju
Terimakasih kuucapkan untuk jasa tanpa pamrih darimu
Terimakasih Guruku
[ Ezio ]
Terimakasih guruku
Karena engkau aku menjadi pintar
Karenamu aku mengenal dunia luas
Terimakasih guruku
Karenamu aku jadi lebih mandiri
Karenamu aku menjadi lebih dewasa
Kaulah teladan dalam hidupku
Membimbing dan menyayangiku
Terimakasih guruku
Jasamu tidak akan pernah kulupakan
Senandung Cinta Untuk Guru
[ Aliziachansa ]
Dengan cinta engkau mendidikku
Dengan kasih engkau mengajariku
Dengan tulus engkau membimbingku
Wahai guruku
Engkaulah pelita hidupku
Mengajariku dengan kesabaran
Jasamu akan selalu kukenang
Terimakasih guruku sayang
Puisi Guru 4 Bait
Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Ketika pagi kulihat sang mentari
Terbayang akan cita-citaku yang tinggi
Ketika aku pergi untuk meraihnya
Engkau mendampingi dan mengajari arti perjuangan
Engkau mengajariku membaca
Engkau mengajariku menghitung
Dan engkau mengajariku cinta
Sehingga, aku tahu apa arti kasih sayang
Wahai pahlawan tanpa tanda jasaku
Begitu mulianya dirimu
Yang tak pernah lelah memberikan ilmu kepadaku
Dan sabar menghadapi sikap anak muridmu
Wahai sang lautan ilmuku
Aku tidak mampu membalas budimu
Hanya doaku yang selalu kuberikan kepadamu
Kelak ilmumu akan menjadi pelitaku
Guru Cahaya Penerang
[ Grenais ANF ]
Guru, hormat dan kasih sayangku untukmu
Tidak akan hilang meskipun tertimbun oleh waktu
Terkenanng selalu aku akan semua jasamu
Engkaulah cahaya penerang bagi aku anak didikmu
Engkau kenalkan aku pada banyak hal yang baru
Lewat beragam buku membuka jendela dunia
Semangatmu membara merasuk ke dalam nadiku
Letih dan lelah tak pernah sekalipun engkau rasa
Guru, engkaulah cahaya penerangku
Kau bekali aku dengan berjuta ilmu
Agar berguna aku untuk dunia
Agar berguna aku untuk agama
Wahai guruku
Terimakasih kuucapkan kepadamu
Wahai cahaya penerangku
Jasamu akan terkenang di sepanjang hidupku
Terimakasih Guru
[ Athfah Tin Sakdiyah ]
Semua nasehatmu
Tak akan bisa kami membalas
Semua yang kau ajarkan
Dengan selarik kertas ini
Kami meminta maaf
Atas semua kesalahan
Baik lisan maupun perbuatan
Bibir ini kelu
Beribu kata takkan terucap
Hanya satu yang teringat
Terimakasih guru
Terimakasih mungkin tak akan cukup
Menggantikan semua yang ada
Tapi ini adalah penghargaan
Untuk para guru
Yang selalu di hati
Tanpa terkecuali
Sang Pengabdi
[ zaniza ]
Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan, lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit turunkan cawannya
Wajah-wajah haus akan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata penunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata penyejuk jiwa
Ruang persegi menjadi saksi akan pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah penerus
Canda, tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan
Guruku Kau Cahayaku
[ Rofik Almuqontirin ]
Guruku, kau adalah cahaya kehidupanku
Ladang ilmu yang kucari di setiap waktu
Hidupku tergantung pada dirimu
Langkahku berkelak-kelok tak menentu
Setiap insan selalu datang kepadamu
Betapa mulia hidupku di dunia karenamu
Cahayamu menerangi jiwaku
Tanpamu siang tanpa malam
Aku yakin dan percaya kepadamu
Bahwa guru adalah kunci kesuksesan
Aku yakin dan percaya kepadamu
Bahwa guru adalah kunci keberhasilan
Tanpamu seakan tumbuhan mati kekeringan
Bumi kelihatan gelap pekat tanpa kehadiranmu
Guruku, kau adalah cahaya di hatiku
Sebagai penerang jalan menempuh impianku
Puisi Tentang Guru Tercinta
Beristirahatlah Guru
[ Achrina Lestari ]
Guru..
Dengarkanlah bisikan alam semesta..
Ketika engkau tlah letih dengan peluhmu..
Berhentilah sejenak, renungkan..
Sejatinya engkau juga manusia biasa..
Engkau hanya hamba yang dalam pengembaraanmu masih butuh usapan..
Usapan kelembutan dari sang Khaliq..
Usapan dari yang tulus terhadapmu..
Ingatlah, angin tak selalu jalan searah..
Ia mampu senyap, berisik dan menjadi badai..
Lalu Kepada siapa lagi engkau akan berlindung..
Tentu hanya kepada Rabbmu..
Kembalilah padaNya di ruang hampamu..
RabbMu siap memelukmu dan menolongmu..
Hari Guru Nasional yang Pilu
[ Mas Jumadi ]
Hari suram menyelimuti dunia pendidikan
Anak-anak harus belajar di rumah karena pandemi
Rasa rindu menggelayut ingin berjumpa guru idaman
Insan cendekia pencetak bangsa berprestasi
Gurauan celoteh mulut mungil hanya sebatas mimpi
Ucapan selamat pagi, sudah hilang dari peredaran
Raport dan hasil penilaian diserahkan lewat aplikasi
Ulangan harian dan akhir semester, orang tua yang mengerjakan
Nasib anak negeri akan dibawa kemana?
Ajaran tak lagi tatap muka seperti biasa
Semua terjadi karena adanya pandemi corona
Indonesia pontang panting mendapat tegur dunia
Orang-orang tak peduli dengan protokol kesehatan
Nyinyir pada aturan yang telah diinstruksikan
Alasannya dapur harus tetap diutamakan
Lalai menjaga diri dan keluarga dari segala cobaan Tuhan
Yok kita benahi masyarakat agar bersatu
Amankan negeri, jangan berprilaku masa bodoh
Norma agama dan leluhur adalah panduan paling jitu
Genggam erat tradisi, layaknya kekasih yang sudah berjodoh
Pandemi corona segeralah berlalu
Impian anak-anak kembali ke sekolah agar menjadi nyata
Lama sudah mereka merindukan bercengerama dengan kawan dan guru
Untuk berbagi kisah suka duka belajar melalui dunia maya
Untuk Guru Tercinta
[ Ema Kharisma ]
Dulu aku tidak bisa membaca
Tak bisa menulis sebuah kata
Kini perlahan aku bisa membaca
Dan akupun bisa menulis sebuah cerita
Terimakasih wahai guru tercinta
Dengan jasamu kini kami bisa membaca
Kau pemberi ilmu
Bagi semua murid-muridmu
Jasa-jasamu tiada terkira
Mendidik kami agar menjadi
Anak yang berguna
Bagi nusa dan bangsa
Terimakasih Guru
Trimakasihku mengalir padamu duhai guruku....
Kau didik aku tentang akhlak nan mulia
Kau tunjukan warna hidup antara hitam dan putih...hingga aku bisa memilih
Tanpa terasa
waktupun kian cepat melaju ....
Dipenghujung pencarian ilmuku
Aku hanya bisa untuk mengenangmu
Mengenang wibawamu ..ketegasanmu..candamu...juga amarah kecilmu...
Dan sekali lagi trimakasih atas ilmu yang kau beri...
Trimakasih
Sang guru bangsa
[ Ar Lynch ]
Daun berguguran oleh angin
pasir hanyut oleh ombak
seperti itu lah perumpamaan dama
yang dirangkul rasa bhinneka
Menggugurkan kebencian
Menghanyutkan permusuhan
Kau selalu melewati jalan tengah
Tak kenal apapun resikonya
Langkah kakimu membuat sejuk
Tuturan mu membuat bersatu padu
Aksioma mu pun membuat bersatu hati
Tak banyak yang sadar dan mengerti
Wahai sang widyaiswara bangsa
Puisi Guru Sedih
Guru Sejati
Engkaulah yang ku cari
tidak pernah habis menginspirasi
memberikan bacaan tanpa tulisan
mengajarkan pengertian lewat kesadaran.
Engkaulah ilham
yang meniupkan pencerahan
memberi spirit penyemangat sanubari
engkaulah bayangan tanpa membuntuti.
Guru...
Mengajarkan kehidupan
tanpa cambuk dan cemeti menunjukkan arah
memberikan kekuatan di setiap langkah
tanpa bertanya jawab menengahi persoalan.
Guru...
Engkau tidak memberikan hafalan
tetapi sering kali memberi ujian
engkau sebut siswa bergajul
tapi engkau puji karena paham seluk beluk dunia.
Guru...
tidak menyebut sebagai murid
tetapi engkau katakan sahabat
ketika bidak catur jatuh terguling
kau tertawa berderai sambil mencibir.
Engkaulah guru sejati
cerminan di dalam sanubari
hadir selalu setia mendampingi
tanpa bergeming berada di samping
Jasamu Akan Terkenang
Guru..
Saat kau ajariku ilmu agama
Tak lupa kau ajariku adab tatakrama..
Guru..
Entah berapa jasamu terhadpku
Takan pernah bisa terhitung..
Seluruh air laut di dunia
Takkan cukup tuk ku jadikan tinta
Dan pepohonan yg ada di dunia
Takkan cukup tuk ku kadikan pena..
Guru..
Namamu kan ku kenang selalu di hati
Walau sampai akhir hayat nanti..
Walau yg memishkan kita adlh mati
Ku yakin
Di akhirat nanti kita pasti bersama lagi..
Selamat Jalan Guruku
[ Ryan Anggapraja ]
Dada ini sesak wahai guru
melangkahkan kaki mengantar kepergianmu
tubuh tegap berparas tampan
kini harus terbungkus kain kafan
Aku masih tak menyangka
kini engkau telah tiada
rasanya baru kemarin kita bercanda
bergelak tawa tentang dunia
Kini, lantunan indah Qur'an mu tak lagi terdengar
ingin bersedih namun dipaksa tegar
nasihat yang kadang keras bagai karang dilautan
menampar kami yang sering lupa daratan.
Duhai Guruku tercinta
tenanglah engkau disana, bertemu sang Maha Cinta
setiap huruf Kalam-Nya yang murid mu baca
tetap mengalir deras padamu duhai insan tercinta.
Tenanglah disana duhai engkau guru tercinta
nasihatmu tak akan kami lupa
hidup berserah pada Maha Pencipta
mati membawa cinta pada Agama.
Doa Mengiringi Langkahku
Dua tahun sudah engkau asuh aku
Belaian mu menenangkan gelisah ku
Dekapanmu menghangatkan jiwaku
Nasehatmu mengukir kalbu
Kau berikan ilmu untuk masa depan
Bimbingan mu mengantarkan ke cita-cita
Didikan mu mengasah kecerdasan
Keteladan mu mengajarkan kesopanan
Lantunan do'a mu mengiringi langkah ku
Senyum tulus mu selalu ku rindu
Pengorbanan mu tak kan tergantikan
Ibu guru ku... Jasamu tak kan ku lupakan
Guruku
Dalam lirih keluh di bibirku
Posting Komentar untuk "35 Puisi Untuk Guru Tercinta, Apresiasi Singkat Sang Pendidik "