Bagong adalah salah satu tokoh wayang angggota punakawan yang terkenal dengan kelucuannya dan memiliki watak yang nggleleng [ sok tau dan serba bisa ]. Bentuknya yang mirip dengan Semar ternyata memiliki filosofi tersendiri. Dalam pentas pewayangan, tokoh Bagong seringkali sebagai penghias jalannya cerita sehingga cerita wayang tidak berjalan monoton dan penuh dengan variasi.
Kendati Bagong tidak memiliki ilmu ataupun kesaktian seperti halnya tokoh wayang lainnya, namun dia didaulat sebagai seorang lurah yang tinggal dan hidup bersama dengan rakyat kecil. Hidupnya digunakan untuk mengabdi kepada Pandawa dan para ksatriapun seperti halnya Arjuna tidak segan untuk meminta nasehat kepada dirinya.
Meskipun kita sudah akrab dengan sosok yang satu ini, ternyata Bagong memiliki fakta yang mungkin saja kita belum mengetahui sebelumnya. Di artikel ini kami merangkum 6 Fakta dari tokoh pewayangan Bagong mulai dari kelahirannya, watak, kesaktian dan ilmu yang dimilikinya serta lakon yang menceritakan dirinya. Apa saja itu? Berikut penjelasannya :
Fakta Wayang Bagong
Memiliki banyak nama
Sama seperti tokoh pewayangan lainnya, Bagong ternyata juga memiliki beberapa nama. Nama lain wayang Bagong adalah :
- Ki Lurah Bagong
- Bawor
- Astrajingga
- Caruh
- Cepot
- Kaecepot
- Prb.Kalasereng
Memiliki ciri busana yang sederhana
Bagong menggunakan busana yang sangat sederhana, yakni : irah-irahan gundhulan, gelang tangan dhagelan, kalung dagelan berupa gentha ( lonceng ), kerang dan sebagainya, serta memiliki kain dhagelan. Bagong memiliki mata plelengan, hidung pesekan, bentuk mulut ndobleh, bentuk rambut ghundulan, bentuk jari tangan nuding, gegeman dan dhagelan. Arah wajah luruh / lanyap dan posisi kaki rapet. Sunggingan badan berwarna emas, hitam dan lain-lain. Sedangkan wajah Bagong sendiri berwarna hitam ataupun putih. Bagong memiliki bentuk badan sedang, berpostur gemuk, pendek dan memiliki suara yang besar, berat dan berkesan berteriak. Ciri khas dari Bagong adalah matanya yang besar, bibir bawah yang lebih panjang dibandingkan dengan bibir atasnya [ ndobleh ].
Bagong berwatak pamomong
Bagong berwatak pamomong berarti bisa bergaul, memahami dan mengasuh. Dia berpegang prinsip untuk membela yang benar. Bagong terkadang memberikan
nasehat-nasehat bijak kepada ksatria ia asuh meskipun terkadang hanya menirukan dari orang lain termasuk
pitutur luhur dari Semar. Sebagai seorang pelayan, Bagong hanya mau mengabdi kepada ksatria-ksatria yang memiliki watak baik. Dia juga sosok yang sering menari, menyanyi dan suka bercanda. Watak Bagong yang paling menonjol adalah pemberani, lantang bersuara, tetapi kadang sok tau ( terlihat bodoh ) dan kurang penurut.
Asal muasal Bagong adalah berasal dari bayangan Semar
Bagong merupakan anak bungsu dari Semar. Dikisahkan ketika Semar mengalahkan petruk dan percukilan, keduanya kemudian diangkat menjadi anak Semar. Keduanya beradu pendapat tentang siapa yang menjadi anak sulung. Apabila menurut usia, maka Petruk lebih tua dibandingkan percukilan, tetapi pada waktu berubah wujud menjadi jelek lebih dahulu percukilan ( Gareng ). Keduanya semakin sengit dan beradu argumen, bahkan sampai menimbulkan perkelahian. Semar mengambil keputusan bahwa percukilan ( Gareng ) menjadi anak sulung. Petruk tidak terima dengan keputusan tersebut, perselisihan keduanyapun berlanjut.
Semarpun akhirnya mengambil jalan tengah supaya keduanya rukun kembali. Semar kemudian bertapa, memuja cipta dengan bayangannya sendiri hingga muncullah sosok lelaki lucu yang mirip dengan dirinya. Ciptaan tersebut lalu diberi nama Bagong yang artinya tiruan atau bayangan di belakang yang bergerak mengikuti tuannya.
Ia kemudian bersama-sama dengan kedua saudaranya angkat sebelumnya menjadi para punakawan yang selalu menemani Semar yang dianggap sebagai bapaknya dalam tugas mengiringi satria berbudi luhur denga gayanya yang khas yaitu : polos, lugu, jujur mengatakan apa adanya hingga tingkah lakunya seringkali bertingkah seperti kekanak-kanakan. Bagong memiliki istri bernama Dewi Baganawati, putri Prabu Balya, raja negara Pucangsewu.
Bagong Pernah menjadi raja
Seperti halnya Petruk, dalam cerita pewayangan Bagong pernah menjadi seorang raja. Alkisah ketika saat itu Bagong bersedih hati lalu mencoba menghilangkan duka laranya dengan mengembara berjalan yang tidak tentu arahnya hingga sampailah kepada negara bernama Pancalaretna. Saat itu kebetulan Dewi Drupadi, istri dari Yudhistira sedang berada di tempat tingga; orang tuanya tersebut.
Dewi Drupadi yang saat itu kedatangan tamu jauh, yakni Bagong begitu tersentuh hatinya ketika mendengar penuturan anak Semar yang kala itu sedang dirundung kesedihan, sehingga timbullah rasa simpati dan kasihan melihat punakawan tersebut. Dengan kebaikannya, dipinjamkanlah pusaka yakni Jamus Kalimasada serta kalung Maniking Warih sebagai penghibur.
Dengan kedua jimat tersebut maka hati Bagong berbunga-bunga dan muncullah perasaan percaya diri kembali. Ia merasa berwibawa dengan menggunakan pusaka kerajaan tersebut, lalu keinginannya bertambah banyak dengan meminjam tahta kerajaan Prabu Drupada untuk berkuasa di Negara Pancala dengan gelar Prabu Jayapethakol.
Karena pemimpin bukan dari darah bangsawan, sehingga pemerintahan yang dikendalikannya membuat negara pancala semakin kacau balau yang membuat Prabu Kresna beserta Semar yang sedang mencari hilangnya Bagong hingga sampai di negara tersebut yang ternyata sudah dikuasai Prabu Jayaphetakol itu.
Atas kecurigaan dan gaya kewibawaan yang aneh dari raja dadakan tersebut yang saat hendak menyerang Astina, maka timbul pertentangan antara dirinya dengan Prabu Kresna. Ketika perang tanding, ternyata Kresna kalah dan senjata Cakra andalannya tak mampu menghadapi kedigdayaan Prabu Jayapethakol.
Oleh Semar, diperintahkan Petruk dan Gareng untuk menyerang dan mengeroyoknya. Karena serangan yang gencar dari kedua Punakawan itulah, membuat sang Prabu kewalahan dan membuatnya menunjukkan sifat aslinya sebagai bagong. Semar lalu menjewernya hingga Bagong meminta ampun dan insyaf atas perbuatannya karena ingin mencicipi sebagai raja.
Bagong memiliki beberapa lakon
Peran Bagong dalam pertunjukan wayang kulit dapat dikatakan penting. Walaupun tokoh ini bukan merupakan tokoh utama dalam cerita, ia terlihat sering menghiasi cerita yang dibawakan oleh sang dalang. Bagong berperan sebagai penghibur dengan tingkah dan polahnya yang lucu. Sikap Bagong kadang-kadang menggemaskan atau malah menjengkelkan. Lakon-lakon yang melibatkan Bagong diantaranya : Bagong Ratu, Bagong Dadi Guru. Riwayat kematian Bagong tidak begitu jelas. Cerita yang mengisahkan sampai dengan anak cucu para Pandhawa, Bagong masih setia mendampingi.
Itulah beberapa fakta tokoh Bagong yang perlu kita ketahui mulai dari silsilah watak dan lakonnya. Semoga bisa menambah pengetahuan kita terutama dalam bidang perwayangan. Terimakasih telah berkunjung.
Posting Komentar untuk "6 Fakta Wayang Bagong, Watak, Ciri-Ciri dan Asal Muasalnya"